Situ Wangi terletak di
Dusun Hayawang, Desa Winduraja, dan berbatasan langsung dengan Desa
Citeureup dan Purwasari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Ketua Yayasan Galuh Etnic
Winduraja, Atus Gusmara, menjelaskan, saat ini tedapat dua versi cerita
mengenai sejarah awal mula keberadaan Situ Wangi
Cerita yang pertama, kata Atus, diawali saat Raja Galuh pertama,
keturunan brata legawa, atau lebih akrab dikenal haji purwa galuh (Prabu
Wangi), pergi ke mekah untuk berhaji. Sepulang dari mekah, Haji Purwa
Galuh tersebut membawa air zam-zam. Kemudian, sebagian air zam-zam
tersebut dituangkan ke dalam situ, kemudian lahirlah nama Situ Wangi.
Cerita
yang kedua, kata Atus, nama Situ Wangi diambil dari nama seorang penari
ronggeng yang dulu mencurahkan keluh kesahnya dengan mendatangi situ
tersebut, nama seorang penari itu Nyi mas Sri Wangi.
Lebih lanjut,
Atus mengungkapkan, saat Situ Wangi diresmikan, para tamu undangan
disuguhi ikan mas. Ikan mas itu kemudian dimakan, tapi bagian kepalanya
tidak. Ikan itu selanjutnya dilemparkan ke dalam Situ Wangi. Seketika,
ikan mas itu hidup kembali. Ikan mas itu diberi nama si Rawing.
“Ada
lagi cerita, ikan mas yang disuguhkan saat pembukaan, hanya dimakan
pada bagian perutnya saja. Ikan itu kemudian hidup kembali setelah
dilemparkan ke dalam situ. Ikan itu kemudian dinamai Kohkol,” ucapnya.
Selanjutnya,
lanjut Atus, seandainya Situ Wangi itu dipancing, maka ikan yang ada di
dalamnya akan pindah ke Situ Panjalu. Ikan-ikan itu dibawa Kohkol,
dimana bagian perutnya yang berlubang membawa air menuju Situ Panjalu.
Air itu digunakan untuk memubuat jalan yang dilalui ikan menjadi licin.
Ikan Kohkol itu biasanya diikuti ikan lele berukuran besar di
belakangnya.
0 komentar:
Posting Komentar