Kamis, 04 Mei 2017

MASJID AGUNG CIAMIS




Masjid Agung Ciamis yang terletak di pusat Kota Ciamis yang didirikan pada tahun 1882, sampai sekarang Masjid Agung Ciamis masih berdiri dengan kokoh. Berbagai macam acara dan kegiatan agama Isalm dilaksanakan disini. Yang membedakan Masjid Agung Ciamis dengan Masjid Agung lainnya adalah disini terdapat ciri khas masjid yang terdapat pada bagian utara dan selatan masjid yaitu sebuah kolam air yang digunakan untuk mengambil air wudhu. Wisata di Ciamis yang satu inimempunyai perpustakaan bawah tanah. Sehingga jika kamu sedang menunggu waktu solat tiba maka kamu bisa mampir ke perpustakaan bawah tanah untuk membaca buku-buku seputar Islam dan berbagai buku mengenai ilmu pengetahuan umum lainnya.

SITU WANGI



Situ Wangi  terletak di Dusun Hayawang, Desa Winduraja, dan berbatasan langsung dengan Desa Citeureup dan Purwasari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Ketua Yayasan Galuh Etnic Winduraja, Atus Gusmara, menjelaskan, saat ini tedapat dua versi cerita mengenai sejarah awal mula keberadaan Situ Wangi
Cerita yang pertama, kata Atus, diawali saat Raja Galuh pertama, keturunan brata legawa, atau lebih akrab dikenal haji purwa galuh (Prabu Wangi), pergi ke mekah untuk berhaji. Sepulang dari mekah, Haji Purwa Galuh tersebut membawa air zam-zam. Kemudian, sebagian air zam-zam tersebut dituangkan ke dalam situ, kemudian lahirlah nama Situ Wangi.
Cerita yang kedua, kata Atus, nama Situ Wangi diambil dari nama seorang penari ronggeng yang dulu mencurahkan keluh kesahnya dengan mendatangi situ tersebut, nama seorang penari itu Nyi mas Sri Wangi.
Lebih lanjut, Atus mengungkapkan, saat Situ Wangi diresmikan, para tamu undangan disuguhi ikan mas. Ikan mas itu kemudian dimakan, tapi bagian kepalanya tidak. Ikan itu selanjutnya dilemparkan ke dalam Situ Wangi. Seketika, ikan mas itu hidup kembali. Ikan mas itu diberi nama si Rawing.
“Ada lagi cerita, ikan mas yang disuguhkan saat pembukaan, hanya dimakan pada bagian perutnya saja. Ikan itu kemudian hidup kembali setelah dilemparkan ke dalam situ. Ikan itu kemudian dinamai Kohkol,” ucapnya.
Selanjutnya, lanjut Atus, seandainya Situ Wangi itu dipancing, maka ikan yang ada di dalamnya akan pindah ke Situ Panjalu. Ikan-ikan itu dibawa Kohkol, dimana bagian perutnya yang berlubang membawa air menuju Situ Panjalu. Air itu digunakan untuk memubuat jalan yang dilalui ikan menjadi licin. Ikan Kohkol itu biasanya diikuti ikan lele berukuran besar di belakangnya.
 

GREEN CANYON


Green Canyon (Cukang Taneuh) terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km.Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktif dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukit, juga dengan banyaknya bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi.Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal.

SITU LENGKONG PANJALU


Obyek wisata Situ Lengkong Panjalu, sesuai namanya, adalah sebuah danau seluas 57,95 hektar (situ = danau dalam bahasa Sunda) yang terletak di Kecamatan Panjalu, Ciamis utara, sehingga dikenal juga sebagai Situ Lengkong Panjalu, atau Situ Panjalu saja. Danau dengan kedalaman berkisar antara 4 sampai 6 meter tersebut, istimewanya, juga memiliki sebuah pulau (nusa) seluas 9,25 hektar yang disebut Nusa Larang atau Nusa Gede.
Situ Lengkong Panjalu berada pada kordinat 7 7′ 49.56″ S, 108 16′ 21.26″ E. Di sebelah utara, situ ini berbatasan dengan wilayah Talaga Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan.
Untuk mencapai obyek Situ Lengkong cukup mudah.  Dari arah Bandung dapat ditempuh melalui jalur Ciawi, Panumbangan, Panjalu, dengan jarak sekitar 100 Km. Sedangkan dari Ciamis, berjarak sekitar 35 km melalui jalur Buniseuri, Kawali dan sampai di Panjalu.
Berada di ketinggian sekitar 70 meter dpl, Situ Lengkong merupakan perpaduan antara objek wisata alam dan objek wisata budaya. Di objek wisata ini pengunjung dapat menyaksikan keindahan danau yang berudara sejuk dan berperahu mengelilingi nusa.

MEGA WISATA INDONESIA ICAKAN


Obyek Wisata Icakan Ciamis berada di Dusun Cikacang Desa Sukamulya, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, sekitar 7 km dari pusat Kota.  Tidak ada kendaraan umum yang membawa langsung ke sana, kita harus membawa kendaraan sendiri. Ada dua jalur masuk menuju Icakan. Pertama, setelah melewati pom bensin Baregbeg dan Alinayin, belok ke arah kiri memasuki jalan desa dengan jarak sekitar 5 km.  Sedang yang kedua berada beberapa kilometer setelahnya. Ada jalan masuk khusus yang dibuat ke Icakan.
Wisata Icakan adalah sebuah lembah yang dibangun dan ditata apik sehingga menghasilkan pemandangan yang memanjakan mata.  Obyek wisata ini terhitung besar. Konon luas mencapai 35 ha, meski yang sudah dibangun baru sekitar 15 ha.
Lokasinya berada di kaki Gunung Syawal dengan udara pegunungan yang sejuk dan kontur tanah yang berbukit-bukit. Pengunjung juga tidak akan bosan melihat-lihat pemandangan sekeliling karena di setiap sudut terdapat taman-taman bunga yang indah.

CIDEHEM PANJALU


Mata air Cidehem yang berada di kerimbunan bukit Dusun Citaman Desa Sanding Taman Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat, sampai saat ini belum banyak yang mengetahui dan belum tergali potensinya. Padahal, jika mata air Cidehem dikelola dengan baik bisa menjadikan daya tarik wisata bagi Kabupaten Ciamis.

CURUG TUJUH PANJALU

Panjalu mempunyai satu destinasi wisata yang populer. yaitu Curug Tujuh. Seperti namanya, destinasi ini adalah curug (air terjun) yang bertingkat-tingkat hingga 7 buah. yaitu Curug Satu, Curug Dua, Curug Tiga, Curug Cibolang, Curug Simantaja, Curug Cileutik, & Curug Cibuluh. Curug Tujuh atau dinamakan pula Curug Cibolang terletak di Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu, di kaki Gunung Sawal. Berjarak Seputar 35 kilometer dari Kota Ciamis ke arah utara. 
Menurut legenda, Curug Tujuh terbentuk dari mata air satu orang raja. Konon, pada masa dulu berjalan kemarau yang amat panjang di wilayah ini. Air tak ada dan tanah kering kerontang maka rakyatnya dirundung malang berkepanjangan. 
Hal ini menjadikan raja yang berkuasa amat sangat prihatin. Beliau seterusnya memohon biar diturunkan hujan supaya kondisi negerinya pulih seperti sedia kala. 
Tetapi usahanya itu tak pula mendapati jawaban dari Yang Kuasa. Sang raja juga makin sedih, sampai menangis. Tapi keajaiban berjalan. Air mata sang raja perlahan beralih jadi genangan air serta makin lama makin membesar maka membentuk aliran yang hasilnya terpecah dan jatuh di tujuh buah tebing. Sehingga terbentuklah curug tujuh. Pasti saja itu cuma mitos.

KAMPUNG ADAT KUTA


Kampung Adat Kuta adalah sebuah dusun adat yang sampai saat ini masih teguh memegang budaya adat leluhur. Komunitas ini berada di Desa Karangpaninggal Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis, sekitar 60 Km dari Kota Ciamis ke arah timur.
Kampung Kuta terdiri atas 2 RW dan 4 RT. Kampung ini berbatasan dengan Dusun Cibodas di sebelah utara, Dusun Margamulya di sebelah barat, dan di sebelah selatan dan timur dengan Sungai Cijulang, yang sekaligus merupakan perbatasan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
Ada beberapa versi mengenai asal usul Kampung Adat Kuta. Penduduk setempat percaya, sejarah Kampung Kuta berkaitan dengan pendirian kerajaan Galuh. Kampung Kuta konon awalnya dipersiapkan sebagai ibukota kerajaan Galuh, namun tidak jadi.

KARANG KAMULYAN


Situs Karangkamulyan adalah sebuah situs peninggalan Kerajaan Galuh. Situs ini terletak antara Ciamis dan Banjar, jaraknya sekitar 17 km ke arah timur dari kota Ciamis, tepatnya di Desa Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat. Kata “karang kamulyan” sendiri berarti “tempat yang dimuliakan”. Komplek situs berupa hutan dengan luas 25,5 hektar, tepat berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan Ciamis – Banjar. Batas situs di sebelah utara adalah jalan raya, sebelah timur Sungai Cimuntur, sebelah selatan Sungai Citanduy, dan sebelah barat rest area.


ASTANA GEDE KAWALI

Situs Astana Gede Kawali terletak di Dusun Indrayasa, Kecamatan Kawali, sekitar 21 km dari kota Ciamis ke arah Utara. Di dalam situs ini terdapat banyak peninggalan arkeologis. 

Dari kota Ciamis, Situs ini dapat ditempuh dengan kendaraan, baik motor ataupun mobil, sekitar empat puluh lima menit. Kondisi jalan cukup baik karena sudah diaspal. Tarif masuk ke situs Astan Gede Kawali sebesar Rp. 2.000,-

Konon situs dinamakan Astana Gede karena terdapat sebuah makam yang ukurannya besar, panjang sekali dan berbeda dengan makam-makam lain pada umumnya. Dalam bahasa Sunda, astana berarti makam dan gede berarti besar. Namun ada juga yang berpendapat karena Situs Astana Gede merupakan tempat dimakamkannya orang-orang besar, atau dalam bahasa Sunda disebut gegeden. Makam tersebut diduga adalah makam Pangeran Usman, yang memerintah pada 1592 – 1643 M. Beliau sudah memeluk agama Islam yang merupakan keturunan dari Kesultanan Cirebon.

 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review